Sunday, July 17, 2016

MPM Finance dulunya SAF merugikan konsumen

Ini pengalaman buruk saya waktu mengambil BPKB di MPM finance Blitar yang terletak di jalan Bali minggu lalu kalu tidak salah selasa 12 Juli 2016.
Awal cerita saya kredit sebuah sepeda motor di SAF tahun 2011 lalu selama 36 bln berakhir thn 2014 lalu.
Thn 2014 setelah pelunasan kredit saya berniat untuk mengambil BPKB sepeda motor saya. Pada saat tersebut saya bekerja di luar pulau dan pulang hanya pada saat-saat tertentu seperti idul fitri atau tahun baru. Sehari sebelum libur idul fitri seingat saya saya datang kurang lebih pukul 2 siang ditemui oleh pegawai SAF saya tidak ingat namanya, dia mohon maaf BPKB saya tidak dapat diberikan pada hari itu karena bagian dokumen sudah tidak ada di tempat. Saya meminta bantuan untuk diproses hari itu karena posisi saya yang bekerja di luar pulau. Dia menjelaskan tidak bisa dan menyarankan untuk dapatnya diambil orang lain dengan surat kuasa.
Ok saya iyakan, dan saya membuat surat kuasa seperti yang disarankan. Alih - alih BPKB dapat diambil, SAF mensyarat kan Ktp asli dari yang mewakilkan untuk dilampirkan. Yang sangat saya sesalkan hal itu tidak dijelaskan sebelumnya dan bagaimana mungkin saya melampirkan KTP saya sebagai identitas utama yang harus saya pegang.

Akhirnya baru saat libur lebaran 2016 saya berkesempatan pulang dan mengambil BPKB saya. Saya menuju kantor SAF di jalan Vèteran yang ternyata sudah pindah ke Jalan Bali menjadi PT. MPM multi finance. Saya tidak tahu SAF merger atau diakuisisi. Setiba di loket saya serahkan semua dokumen pendukung nya. Kasir nya bilang saya harus bayar biaya penyimpanan BPKB sebesar seratus ribu rupiah. Terus terang saya terkejut, begitu susahnya saya ambil eh malah dikenakan pula biaya penyimpanan. Ok kemudian saya tanya ke kasir  untuk dapat nya ditunjukkan aturan yang membebankan biaya penyimpanan itu. Kemudian kurang lebih sejam an saya menunggu seorang pegawai laki-laki menemui saya dan rupanya dia pun tidak dapat menunjukkan aturan tersebut. Akhirnya daripada berbelit gara-gara uang seratus ribu saya tidak dapat BPKB saya bayarlah dengan rasa kecewa dengan tambahan ancaman bahwa ini akan saya publikasikan di internet. Rupanya mereka pun tidak bergeming,
Demikian sedikit cerita untuk dapat dijadikan referensi.